Senin, 17 Juni 2019

Moeffreni Moe'min

Moeffreni Moe'min
Pejuang Pemberani dari Betawi


Moeffreni Moe'min
Letnan Kolonel Moeffreni Moe'min(Kiri)
Moeffreni Moe’min  lahir tanggal 12 Februari  1921 di Rangkasbitung merupakan anak dari Moehammad Moe’min, seorang mantan wedana asli Betawi kelahiran Kwitang. Sejak remaja Moeffreni aktif dalam organisasi Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI), yang merupakan cikal bakal gerakan Pramuka di Indonesia, sebagai hoofd Redactur majalah pandu Jakarta. Dari pekerjaannya itu Moeffreni mengetahui pembentukan Seinen Dojo (Barisan Pemuda) di zaman Jepang. Ikutlah Moeffreni pelatihan khusus untuk pemuda terpelajar itu di Tangerang.

 Moeffreni merupakan angkatan pertama di Seinen Dojo (Balai Pendidikan Pemuda) Tangerang pada 1943. Bersama dengan para pemuda yang kelak menjadi  para tokoh militer Indonesia seperti Supriyadi, Daan Mogot, Jono Suweno dan Kemal Idris dia dilatih selama enam bulan. 

Selanjutnya, pemuda yang dikenal tegas dan pemberani ini melanjutkan pendidikan Perwira PETA (Pembela Tanah Air) di Boei Gyugun Kanbu Rensentai Bogor. Lepas Boei Gyugun Kanbu Resentai, dia kemudian didapuk melatih calon instruktur PETA. Di sinilah dia berkenalan dengan pemuda Soeharto yang merupakan salah satu peserta pendidikan tersebut. Selesai engikuti pelatihan tersebut, selanjutnya dia diberi tugas untuk  Moeffreni mengikuti pendidikan Renseitai di Cimahi dan Redentai (intelejen) di Magelang. Dalam pelatihan intelijen di Magelang itu Moeffreni mengikat persahabatan dengan Sarwo Edhie, Zulkifli Lubis, dan Ahmad Yani

Sebagai pemuda Betawi ssli, Moeffreni pun banyak memiliki kenalan dan  jaringan dengan para jagoan dan jawara Jakarta seperti Haji Darip, Panji dan tokoh-tokoh terkemuka lainnya. Kondisi tersebut yang kemudian memudahkan langkahnya ketika membentuk BKR (Badan Keamanan Rakyat) Jakarta bersama kawan-kawannya yang tergabung daalam Pemuda Menteng 31  dan Prapatan 10. BKR Jakarta tersebut memiliki markas di Jalan Cilacap dan menjadikan kawasan di sekitarnya seperti sekitar Tanah Abang, Dukuh Sawah sekarang Jalan M.H. Thamrin, Karet Kubur dan Salemba sebagai daerah teritorialnya. 

Sebagai Panglima BKR Jakarta yang pernah mengenyam pendidikan perwira, Moeffreni membagi-bagi kesatuan-kesatuannya berdasarkan sektor, seperti Jakarta Pusat (dipimpin Sadikin dan Soedarsono, Jakarta Utara (Martadinata dan M Hasibuan), Jakarta Selatan, Jakarta Timur (Sambas Atmadinata dan Sanusi Wirasuminta) dan Jakarta Barat. Selain itu, dibentuk pula satuan-satuan kecil di tiap kewedanan.

Letnan Kolonel Moeffreni Moe'min
Moeffreni Moe'min (tanda merah) ketika mengawal Bung Karno
Ketika berlangsung rapat besar di Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) yang sekarang berubah menjadi Lapangan Monas,  Moefreni yang saat itu menjadi Ketua Badan Keamanan Rakyat (BKR) Jakarta  diberi tugas untuk mengawal Soekarno bersama ajudan Presiden, perwira Polisi Istimewa Mangil Martowidjojo. Moeffreni mengawal Bung Karno sejak dari saat dijemput di mobil, berjalan ke podium untuk pidato singkat, sampai kembali lagi ke mobil.  Untuk menjaga keselamatan Presiden RI yang pertama tersebut, dia menaruh dua buah dinamit di jas dan menyelipkan sebuah pistol di pinggangnya. Dia sendiri yang turun tangan untuk pasang badan demi menjaga Bung Karno, Bung Hatta, serta anggota kabinet yang dijemput oleh Soebijanto Djojohadikoesoemo (selama rapat Ikada)
Dan berdasarkan penelusuran terhadap beberapa sejarah, ternyata peranan Moeffreni Moe’min cukup vital dalam rapat yang dihadiri 250.000 orang tersebut karena berposisi sebagai ketua panitia. Berbagai upaya dia lakukan demi kelangsungan dan keberhasilan rapat tersebut. Bahkan sebelum rapat di mulai, dia harus  mendatangi para  perwira tinggi Jepang di kantor Guiseikanbu untuk agar jangan terjadi pertumpahan darah. 

Dan setelah adanya rapat akbar yang terbilang sukses tersebut, karir  Moeffreni Moe’min  di bidang militer mulai diperhitungkan.

Bersambung ke bagian 2

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Support