Berita Militer

www.bacaanmiliter.blogspot.com

Berita Militer

www.bacaanmiliter.blogspot.com

Info Militer

www.bacaanmiliter.blogspot.com

Dunia Militer

www.bacaanmiliter.blogspot.com

Cerita Militer

www.bacaanmiliter.blogspot.com

Selasa, 24 September 2019

3008 MP

3008 MP-JERMAN



MP 3008MP 3008 (Maschinenpistole 3008) adalah desain terakhir atas senapan kelas menengah ditujukan untuk mempersenjatai semua elemen pertahanan terakhir Jerman. Pengerjaan desain dimulai pada awal tahun 1945 dan sistemnya terbukti tidak lain adalah “reimaginasi” dari senapan mesin kelas menengah Inggris, STEN (Mk II). Perbedaannya hanya pada letak magazinenya, yaitu dibawah (STEN klasik berada di samping). Luar biasanya, yang membuktikan peniruan adalah suara yang dihasilkan dan kesemua performanya hampir sama dengan STEN Mk II milik Inggris.

Maschinenpistole 3008Diyakini atas permintaan Jerman, Mauser telah memproduksi untuk kepentingan lokal, tiruan tanpa lisensi dari STEN Mk II milik Inggris di “Gerat Potsdam” yang dimulai sekitar tahun 1944. Contoh tersebut adalah tiruan komplit bahkan dengan tanda Inggris juga, mungkin untuk digunakan secara sembunyi-sembunyi oleh unit Jerman pada beberapa kesempatan. Sekitar 28,000 buah dari tipe ini dipercaya telah dibuat oleh Jerman.

spesifikasi
3008 MP :
Berat: 3,2 kg (7,9 lb)
Panjang: 760 mm (29,9 in)
Panjang barel: 196 mm (7,7 in)
Peluru: 9x19 mm Parabellum
Tingkat kecepatan tembakan: 450 rpm
Jarak jangkau: 100 m
Jenis magasin: boks, dengan isi 32 peluru
Share:

Jumat, 20 September 2019

BA-6 Armored Car

BA-6 Armored Car 


BA-6 Armored Car Uni Sovyet
Salah satu senjata berat yang menjadi andalan Uni Soviet dalam Perang Dunia II adalah Panser BA-6. Panser beroda enam  ini dibuat dengan menggunakan rangka truk GAZ-AAA. Mulai dikembangkan pada tahun 1935, sekitar 742 unit BA-6 berhasil dibuat sampai akhir tahun 1930-an.

BA-6 memiliki berat sekitar 5,1 ton dan diawaki empat orang. Panser ini menggunakan mesin bensin GAZ-A berkekuatan 40 tenaga kuda. Memiliki kecepatan maksimum 43 km/jam dengan jarak tempuh 200 km. BA-6 dipasangi turret yang sama dengan tank ringan T-26. Dipersenjatai sepucuk meriam 20-K kaliber 45mm dengan 60 butir amunisi. Sebagai senjata tambahan, ada dua pucuk senapan mesin DT kaliber 7,62mm.

BA-6 Armored CarPanser ini digunakan pertama kali dalam Perang Saudara Spanyol. Dalam Perang Dunia II, Rusia menggunakan panser ini dalam operasi militer di Finlandia. Panser ini banyak ditempatkan di perbatasan dengan wilayah Cina yang dikuasai Jepang dan juga dilibatkan dalam masa-masa awal Perang Dunia II di front Rusia. BA-6 masih digunakna di garis depan sampai akhir taun 1942.
Selain Rusia, pasukan Jerman dan Finlandia juga menggunakan panser ini yang tentu saja merupakan rampasan dari pasukan Rusia dan banyak digunakan oleh pasukan Jerman untuk operasi anti partisan.
Share:

Selasa, 10 September 2019

Hizbullah Berhasil Tembak Jatuh Drone canggih Israel di Lebanon

 Hizbullah Berhasil Tembak Jatuh Drone canggih Israel di Lebanon



drone Israel
Perang antara Israel melawan Hizbullah yang didukung oleh Iran  sampai ke babak baru.  Perang udara sudah mulai menggunakan pesawat nirawak/ drone yang dipandang lebih efisien untuk melakukan penyerangan dibanding pesawat tempur konvensional. 

Sebuah berita yang menggemparkan baru saja dikeluarkan oleh Kelompok Hizbullah, dimana mereka berhasil menembak jatuh sebuah drone milik israel. Dan pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh negara Yahudi tersebut yang menyatakan bahwa mereka baru saja kehilangan satu buah pesawat tak berawak mereka di Selatan Libanon. 

" Drone milik Israel saat ini telah berada di tangan Hizbullah," kata kelompok yang didukung Iran itu, dalam pernyataan yang dilansir kantor berita AFP, Senin, Senin (9/9/2019).  Pihak Hizbullah juga menambahkan bahwa mereka telah berhasil "menghadapi" pesawat tanpa awak dengan "senjata yang tepat" ketika drone tersebut sedang terbang  menuju ke kota Ramyah, di Lebanon selatan, dan menjatuhkannya di perbatasan. Hizbullah .
Di pihak lain, sampai saat ini Israel  belum  mengatakan penyebab jatuhnya perangkat pesawat nirawak tersebut.  Mereka hanya menyatakan bahwa "tidak ada informasi yang bisa didapat" dari perangkat tersebut.

Rangkaian penyerangan ayang melibatkan pesawat tak berawak tersebut disebutkan sebahai sebuah pertempuran yang paling seru sejak perang Libanon di tahun 2006. Demi menyikapi serangan Israel tersebut, Sayyed Hassan Nasrallah Pemimpin Utama Hizbullah bersumpah akan terus menembak atau membajak pesawat tanpa awak yang melintas atau menyerang wilayah teritorial mereka. 

Nasrallah mengatakan, setelah pertempuran tersebut, Hizbullah telah memulai "fase baru" di mana kelompok yang didukung Iran itu tidak lagi memberlakukan garis merah sebagai batas membalas serangan. Sementara Israel, juga telah menuding Iran meningkatkan upaya untuk memberikan fasilitas produksi rudal kendali kepada Hizbullah. Tuduhan itu langsung dibantah keras Hizbullah.

Beberapa waktu yang lalu, Kelompok Hizbullah juga mengklaim telah menghancurkan sebuah kendaraan lapis baja milik Israel dalam suatu  pertempuran sengit, dan  berhasil menewaskan serta melukai seluruh orang di dalamnya. Kelompok tersebut bahkan menyiarkan apa yang dikatakannya sebagai rekaman saat dua buah rudal mengenai target sebuah kendaraan lapis baja yang bergerak. Sebelumnya juga diberitakan, kelompok Hizbullah telah menyita sebuah drone Israel yang jatuh dan tidak meledak. Bersama drone tersebut ditemukan bahan peledak seberat lebih dari lima kilogram.

Eskalasi kawasan semakin meningkat ketika juru bicara militer Lebanon mengatakan bahwa setidaknya ada dua pesawat tanpa awak milik Israel yang  melanggar wilayah udara negara mereka di Beirut, sebelum serangan pada Minggu pagi.  Presiden Lebanon Michel Aoun bahkan menyebut insiden itu sebagai "deklarasi perang" dari Israel terhadap negaranya. Beberapa jam sebelum insiden di Beirut, Israel mengumumkan telah melakukan serangan di Suriah untuk mengagalkan apa yang diduga rencana pasukan Iran untuk menyerang wilayahnya dengan pesawat tak berawak.
Share:

Senin, 09 September 2019

TNI Gelar Latihan Gabungan Dharma Yudha 2019

TNI Gelar Latihan Gabungan Dharma Yudha 2019



Latihan Gabungan Dharma Yudha 2019
Hari ini, 9 September 2019, TNI akan memulai Latihan Gabungan (Latgab) TNI "Manuvra Lapangan (Manlap) Dharma Yudha 2019"  yang  akan dilaksanakan  sampai dengan tanggal 13 September 2019.  Kegiatan yang bertujuan untuk  meningkatkan profesionalisme prajurit dan meningkatkan kemampuan interoperability ketiga matra (Darat, Laut dan Udara) serta memperkuat kesiapsiagaan prajurit apabila diperlukan dalam melaksanakan operasi  ini dilaksanakan di Pusat Latihan Tempur Marinir Asembagus, Situbondo, Jawa Timur. Latihan gabungan ini akan melibatkan 12.500 prajurit dari tiga matra yaitu Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara serta sepertiga kekuatan Alutsista TNI.

Latihan Gabungan TNI Dharma Yudha 2019 sudah dilaksanakan secara bertahap, mulai dari gladi posko dan dilanjutkan manuver lapangan selama tiga hari. Selanjutnya  dilaksanakan pendaratan amfibi termasuk manuver lapangan dan semua bertumpu di tempat latihan di wilayah Situbondo. 

Ketika melakukan peninjauan dalam gladi bersih latihan, Panglima TNI menjelaskan bahwa pada Latihan Gabungan TNI “Dharma Yudha 2019” sudah mulai diterapkan pelaksanaan perang modern yaitu network centric operation atau network centric warfare menggabungkan sistem dari ketiga matra (Darat, Laut dan Udara) yang didukung oleh blackbord nya menggunakan satelit.

“Mudah-mudahan pada Latihan Gabungan TNI tahun 2021 sudah didukung penuh satu sistem yang sedang dibangun”, harapnya.

Selain mengerahkan 12.500 pasukan, latihan ini juga diramaikan oleh 12 unit tank Leopard, lima unit truk Transporter, enam unit meriam 76, satu unit KRI I Gusti Ngurah Rai - 332,16 unit pesawat F-16, enam unit SU 27/30, 18 pucuk Mortir-81, delapan unit Drone Arh, enam unit Rocket MLRS Grad, dan satu unit drone UAV CH-4
Share:

Senin, 02 September 2019

Rusia Kembangkan Radar Terbang Pembunuh Stealth

Rusia Kembangkan Radar Terbang Pembunuh Stealth


A100 Ilyushin Il-76MD-90A
Seiring dengan kemajuan teknologi pesawat tempur dunia, kebutuhan akan pesawat peringatan dini dan kontrol udara/ airborne early warning and control  (AEW & C) menjadi sangat vital.  Salah satu radar terbang berbasis AEW & C yang paling disegani di dunia adalah radar A-100  buatan Rusia. Radar dengan desain radome berupa ‘piringan’ yang berputar ini disematkan pada pesawat angkut berat Ilyushin Il-76MD-90A (Beriev A-100).

Rusia telah memulai uji coba penerbangan pendahuluan dari pesawat peringatan dini dan kontrol udara (AEW&C) A-100 pada Februari 2019 lalu.  Uji coba tersebut dilakukan 15 bulan penerbangan perdana prototipe pada akhir 2017 dan menjadi  prasyarat terakhir sebelum awal program uji coba penerbangan komprehensif platform AEW & C yang dimodernisasi.

A-100  didasarkan pada radar array yang dipindai secara elektronik aktif (AESA) dan badan pesawat Il-76MD-90A yang ditingkatkan, berbeda dengan array yang dipindai secara elektronik pasif E-3 (PESA).  Kemampuan yang dimiliki radar ini yaitu dapat mendeteksi target di udara hingga 600 km dan kapal ke 400 km dengan memberikan peningkatan dramatis atas 'Andalan' A-50 yang dilengkapi dengan radar yang dipindai secara mekanis. Media pemerintah juga mengklaim radar pesawat ini mampu mendeteksi pesawat tempur F-22 dan F-35 Stealth.

Perpindahan ke airframe Il-76MD-90A akan memberikan keuntungan dari avionik baru (mengurangi beban kerja kru) dan meningkatkan efisiensi bahan bakar (lebih murah untuk beroperasi, dan dengan peningkatan waktu di stasiun). A-100 juga akan menampilkan kokpit 'kaca' digital, serta sistem modern lainnya.

Radar AEW&C A-100 sendiri baru akan digunakan oleh AU Rusia pada tahun 2020. Nah, selain dibangun dari platform pesawat angkut Ilyushin Il-76, rupanya adopsi radar AEW&C A-100 juga dicanangkan untuk penempatan di platform pesawat jet angkut twin engine Tupoleve Tu-214. Dikutip dari janes.com (8/5/2019), Kementerian Pertahanan Rusia dikabarkan tengah menyetujui proyek adopsi radar tersebut di Tu-214.

Sampai saat ini A-100 masih dalam status uji coba di Chkalov State Flight Test Centre yang berlokasi di Akhtubinsk. A-100 merupakan radar dengan teknologi APAR (Active Phased Array Radar). Array akan berputar setiap 5 detik, sehingga meningkatkan kemampuan radar untuk melacak target yang bergerak cepat.

Adopsi radar AEW&C pada platform pesawat jet twin engine diperkirakan untuk meningkatkan kinerja dan efisensi biaya operasional. Tu-214 dengan mesin 2x Aviadvigatel PS-90A2 sanggup melesatkan pesawat dengan kecepatan 900 kilometer per jam, dan jangkauan terbang hingga 5.000 kilometer dengan payload sedang. Sebaliknya, penggunaan Ilyushin Il-76 meski punya keunggulan jarak terbang dan endurance, tapi dengan empat mesin jet akan lebih besar dalam biaya operasional.

Share:

Support