Berita Militer

www.bacaanmiliter.blogspot.com

Berita Militer

www.bacaanmiliter.blogspot.com

Info Militer

www.bacaanmiliter.blogspot.com

Dunia Militer

www.bacaanmiliter.blogspot.com

Cerita Militer

www.bacaanmiliter.blogspot.com

Rabu, 17 Juni 2020

Bentrok tentara India VS China, 63 Jiwa Tentara Melayang

Bentrok tentara India VS China, 63 Jiwa Tentara Melayang



Senjata bentrok India VS China
Senjata yang diduga digunakan dalam bentrokan India-China
Kembali dunia militer dihebohkan dengan adanya peristiwa bentrokan berdarah antara tentara India dan China di perbatasan kedua negara yang berada di Pegunungan Himalaya. Peristiwa yang terjadi pada Senin (15/06), ini melibatkan pasukan perbatasan dari kedua negara yang memang sudah bersitegang dalam waktu yang lama. Lokasi kejadian tersebut berada di perbatasan de facto kedua negara—yang dinamakan Garis Kendali Aktual atau LAC—di Lembah Galwan di Ladakh yang juga masuk dalam  wilayah sengketa Kashmir

Peristiwa berdarah yang memakan korban jiwa dari kedua negara ini adalah yang pertama selama lebih dari 40 tahun perseteruan kedua raksasa Asia tersebut. Sebenarnya gesekan kedua kekuatan negara tersebut bukan hanya berlangsung spontan. Sejak April, kedua negara dilaporkan sudah memobilisasi kekuatan militer berupa tank, artileri, peluncur roket, dan tentara di sekeliling lembah. Pada awal Mei, ketegangan antara kedua negara meningkat setelah Tentara China mendirikan tenda, menggali parit perlindungan, dan memindahkan sejumlah peralatan militer besar beberapa kilometer dari teritori yang diklaim India sebagai wilayahnya. Beberapa hari sebelum terjadinya bentrokan berdarah, tentara China terlihat membawa serangkaian alat-alat, membuat jalan setapak ke lereng gunung Himalaya, dan mungkin termasuk membendung sungai. Hal inilah yang diduga menjadi sumber terjadinya pertempuran tersebut. 

Uniknya, peperangan yang memakan korban jiwa 20 tentara dari pihak India dan 43 tentara dari pihak China ini tidak menggunakan senjata api. Kedua belah pihak saling menyerang dengan batangan besi yang dipenuhi denngan paku tajam, batu, katu dan benda-benda lain yang berada disekitar tempat tersebut.  perwira komandan mengalami cedera serius dan jatuh, dan ketika terjadi, lebih banyak tentara Sejumlah tentara yang bertarung diduga telah jatuh ke sungai yang mengalir deras di bawahnya

Pasca kejadian tersebut, kedua negara saling menyalahkan. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengatakan India telah masuk ke perbatasan China dan memprovokasi dan menyerang tentara China, mengakibatkan konfrontasi fisik yang serius antara tentara perbatasan kedua negara. Akan tetapi, pihak India mengatakan tentara China mencoba untuk mendirikan sebuah bangunan di wilayah perbatasan India yang diakui secara de facto oleh Garis Kendali Aktual (LAC)

Share:

Senin, 15 Juni 2020

Jaga Eksistensi di Indo-Pasifik, AS kirim 3 Kapal Induknya

Jaga Eksistensi di Indo-Pasifik, 
AS kirim 3 Kapal Induknya



Kapal Induk USS Ronald Reagan
Tiga kapal induk angkatan Laut AS bertolak menuju perairan Indo-Pasifik untuk melakukan patroli. USS Theodore Roosevelt, USS Nimitz, dan USS Ronald Reagan berangkat pada hari kamis (11/6) di tengah meningkatnya tensi di lokasi perebutan pengaruh antara tentara AS dan Tiongkok. 

Mobilisasi 3 kapal induk yang membawa ratusan unit jet tempur F-18 tersebut diduga untuk melakukan provokasi terhadap tentara China terkait permasalahan corona, Hongkong dan manuver angkatan perang negara tersebut di Laut China Selatan. Tindakan ini juga dilakukan untuk menegaskan bahwa Tentara AS tidak terpengaruh oleh adanya wabah Corona dan demonstrasi masal yang terjadi di negara Paman Sam tersebut. 

"Ada beberapa indikasi dalam tulisan-tulisan China bahwa Amerika Serikat dihantam keras oleh Covid, sehingga kesiapan militer rendah, jadi mungkin ada upaya Amerika Serikat untuk memberi isyarat kepada Tiongkok agar tidak salah perhitungan," kata Direktur Proyek Tenaga China di Pusat Studi Strategis dan Internasional Bonnie Glaser sebagaimana dilangsir dari CNN.

Pemerintah Tiongkok sendiri, memberikan tanggapan bahwa upaya yang dilakukan oleh AS tersebut merupakan salah satu bentuk provokasi dan menjadi sumber ketidakstabilan di wilayah tersebut. Dikutip dari Globaltimes, peneliti senior di Lembaga Penelitian Studi Militer Angkatan Laut PLA Zhang Junshe mengatakan beberapa ahli sedang menganalisis alasan di balik pengerahan tiga kapal induk itu. Namun upaya itu dinilai tidak lebih dari latihan AS yang bertujuan untuk menciptakan ketegangan dengan China.

Berbicara kepada The Associated Press, Laksamana Muda Stephen Koehler, direktur operasi di Komando Indo-Pasifik AS  mengatakan bahwa China secara perlahan dan secara metodis telah membangun pos-pos militer di Laut China Selatan sekaligus menempatkan sistem rudal dan peperangan elektronik di sana. Dan meningkatnya aktivitas tentara AS di tempat tersebut juga merupakan bentuk respon dari provokasi-provokasi tentara China beberapa waktu terakhir ini.  

Share:

Rabu, 03 Juni 2020

Lahti-Saloranta M/26-Finlandia


Lahti-Saloranta M/26-Finlandia



Lahti-Saloranta M/26Finlandia, merupakan salah satu negara yang memproduksi senapan mesin ringan yang bernama Lahti-Saloranta M/26 (disingkat LS/26 ). Hal itu bermula ketika Angkatan Darat Finlandia menggelar kompetisi untuk merancang senapan mesin ringan baru, sekitar tahun 1925. Dan akhirnya, pilihan jatuh pada desain Aimo Lahti yang sebenarnya sudah dibuat dan diserahlan ke pihak militer pada tahun 1924. Aimo Lahti kemudian diberi tugas untuk melanjutkan pengembangan senapan mesin ringan nya bersama Letnan Arvo Saloranta.


Prototipe pertama hasil karya mereka berdua selesai pada Juli tahun 1925, yang selanjutnya diuji bersama dengan beberapa senapan mesin ringan buatan luar seperti BAR buatan Amerika , Furrer Lmg 25 buatan Swiss , Vickers Berthier buatan Inggris, dan Hotchkiss buatan Prancis. Dari hasil ujicoba tersebut, akhirya dipilihlah desain milik Lahti-Saloranta dan diadopsi pada tahun 1926 sebagai “Pikakivääri m/26” (Senapan Mesin Ringan m/26).


Dan akhirnya, senapan mesin tersebut masuk dalam ranah produksi masal. Produksi pertama dilakukan pada tahun 1930 di pabrik senjata milik pemerintah "Valtion Kivääritehdas" atau VKT. Karena minimnya pesanan, akhirnya senjata tersebut hanya diproduksi untuk pasar domestik. Dan akhirnya, Tiongkok tertarik untuk mempergunakan senapan tersebut. Pada Tahun 1930, negara yang berada di semenanjung Asia tersebut memesan 30.000 pucuk senapan dalam kaliber 8mm Mauser. Akan tetapi kerena tekanan diplomasi dari Jepang, Finlandia hanya berhasil mengirimkan 1.200 pucuk senjata.

LS-26LS-26 sendiri, sebenarnya merupakan senapan mesin ringan yang dilengkapi dengan pendingin udara, sistem open bolt yang menggunakan kaliber 7.62x53R. Senapan ini menjadi senapan mesin ringan yang berat dan rumit tetapi akurat dan lumayan dapat diandalkan. LS-26 menggunakan magasin box 20 peluru dan magasin drum 75 peluru yang sebenarnya jarang digunakan karena terkesan aneh dan susah diisi ulang (seperti magasin DP tapi letaknya di bawah).

Ketika terjadi peristiwa invasi Soviet ke Finlandia pada tahun 1939, senapan ini menjadi senjata andalan. Pada saat Continuation War pada tahun 1941, Finlandia menyita banyak persenjataan Soviet salah satunya adalah DP-27. Pasukan Finlandia lebih memilih DP-27 karena simple dan dapat diandalkan di segala medan. Akhirnya produksi LS-26 dihentikan pada tahun 1942 dan diganti untuk memproduksi suku cadang DP-27. Total LS-26 yang digunakan oleh Finlandia sebanyak 3.400 pucuk, lebih kecil dibanding jumlah DP-27 yang disita sebanyak 9.000 pucuk.

Share:

Support