Selasa, 09 April 2019

Heroisme Kapten Soedibjo, Pahlawan dari Tegal

Heroisme Kapten Soedibjo, Pahlawan dari Tegal
 

Tentara BelandaKapten Soedibjo yang lahir pada tanggal 10 Januari 1901 di Jawa Timur merupakan salah satu Pejuang Republik Indonesia yang tergabung dalam Tentara Keamanan Rakyat. Pada Tahun 1947 Kapten Soedibyo bersama pasukannya diberi tugas oleh Letkol Soediarto selaku induk pasukan untk melakukan pengamanan di sektor Tegal Barat utamanya kawasan Tumon yang saat ini masuk dalam wilayah Kecamatan Tegal Selatan. 

Setelah melakukan Agresi Militer I belandan bertindak brutal dengan menduduki berbagai kota yang sebelumnya masuk dalam wilayah Republik Indonesia. Pada tanggal 7 Oktober, giliran Kota Tegal yang menjadi incaran Pasukan Belanda setelah mereka berhasil merebut Brebes. Ketika itu dengan kekuatan 11 tank dan 2 truk yang mengangkut 40 orang pasukan, tentara Belanda secara beriringan mulai memasuki Kota Tegal. 

Demi menghambat pergerakan pasukan Belanda, Letkol Soediarto bersama satu pleton   (120 orang) prajurit TKR melakukan penghadangan di daerah Tirus.  Kapten Soedibjo yang merupakan salah satu pucuk pimpinan TKR terlibat dalam upaya penghadangan tersebut. Tak pelak pertempuran sengit pun terjadi antar kedua pasukan selama 2 hari. Karena kalah persenjataan akhirnya Pasukan Republik terdesak dan menjadikan banyak korban gugur di pihaknya.  
 
Melihat banyak yang TKR gugur, akhirnya Letkol Soediarto memerintahkan kepada Kapten Soedibjo dan pasukannya untuk perang gerilya kota dengan menyebar ke beberapa perkampungan. Letkol Soediarto sendiri akhirnya melakukan gerilya kota ke sebelah timur dan selatan (sekarang dikenal dengan Dukuhturi).  

Keadaan pasukan TKR yang tercerai berai membuat tentara Belanda terus melakukan pengejaran. Akhirnya banyak TKR yang mengamankan diri dengan bersembunyi di kolam, kebun, dan hutan randu yang sekiranya tidak bisa dilacak pasukan Belanda sambil menyusun kekuatan. 

Saat itu, bersama 10 orang pasukannya, Kapten Soedibjo bersembunyi di hutan randu Dukuh Trukkan (sekarang Kelurahan Kalinyamat Kulon). Selama dua hari, pasukan Kapten Soedibjo bersembunyi dengan bantuan makanan dan minuman dari warga. Di hari ke tiga, karena merasa keadaan sudah mulai aman Sang Kapten ingin mengecek keadaan yang sebenarnya dengan menyamar sebagai warga sipil. 

Dengan jiwa kstaria, Kapten Soedibjo keluar dari tempat persembunyian di Dukuh Trukkan untuk mengecek keadaan. Kapten Soedibjo tidak ingin terjadi sesuatu dengan pasukanya yang berjumlah sembilan orang. Sebab, Kapten Soedibjo merasa bertanggung jawab atas pasukanya yang masih hidup dan yang telah gugur. 

Namun, malang tak bisa ditolak. Saat keluar dari persembunyiannya tanpa pengawalan, sekitar 100 meter dari tempat persembunyian di area persawahan Dukuh Trukan  Kalinyamat Kulon  Kecamatan Margadana, Kapten Soedibjo tertembak pasukan Belanda yang sengaja bersembunyi untuk menumpas pasukan TKR. Kapten Soedibjo pun gugur pada 10 Oktober 1947 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Pura Kusuma Negara Kota Tegal.  Beberapa pasukan Kapten Soedibjo yang masih hidup akhirnya bergabung dengan pasukan Letkol Soediarto.

Karena komandan TKR telah tertembak, pasukan Belanda merasa senang dan menang. Mereka akhirnya melanjutkan perjalanan menuju ke Jogjakarta untuk menguasai Ibu Kota Negara yang saat itu sudah berpindah. Namun, saat menuju Jogjakarta melalui Jalan Daendels (sekarang Jalur Pantura), ada tiga tank milik Belanda yang masih tertinggal di Tegal 

Demi melihat hal itu, Letkol Soediarto akhirnya memerintahkan penyerangan terhadap pasukan Belanda yang tertinggal. Akibat serangan mendadak tersebut, 23 pasukan Belanda tewas. 

Dalam pertempuran sengit di Tirus tersebut, terdapat 50-80 pasukan TKR yang gugur, termasuk Kapten Soedibjo. Demi mengingat jasa beliau, akhirnya namanya diabadikan menjadi nama jalan di Kota Tegal, tepatnya  di Tirus yang masuk dalam wilayah Kelurahan Randugunting.

Nama Letkol Soediarto yang gugur di Pulau Hitu saat menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) pada 1950 akhirnya juga diabadikan menjadi nama jalan yang juga terdapat di kota Tegal yaitu berada di dekat Stasiun Kereta Api yang masuk di Kelurahan Panggung.

Sumber: www.radartegal.com



Share:

2 komentar:

  1. Wih mantaaap! Tegal ini kampung halaman saya mas, tapi saya malah baru tau ada pahlawan Tegal yang bernama Kapten Sudibyo. Keren keren, infonya bermanfaat banget. Lumayan nambah wawasan!

    BalasHapus
  2. salah satu pahlawan yang jarang disebut di tingkat nasional. namon ketokohan Beliau akan selalu dikenang oleh bangsa Indonesia

    BalasHapus

Support